KERANGKA KONSEP, KERANGKA TEORI, DEFINISI
OPERASIONAL
DAN JENIS-JENIS VARIABEL PENELITIAN
A.
Kerangka
Konsep
1. Pengertian
Kerangka konsep merupakan bagian penelitian
yang menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian.
Pembuatan konsep ini mengacu pada masalah-masalah (bagian-bagian) yang akan
diteliti atau berhubungan dengan penelitian dan dibuat dalam bentuk diagram (A.
Aziz Alimul H. 2007)
Kerangka konseptual penelitian adalah
suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari
masalah yang akan diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan
atau menjelaskan secara panjang lebar suatu topic yang akan dibahas. Kerangka
ini didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian
yang didapatkan dibab tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh penulis
merupkan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai
variable yang diteliti.
Konsep merupakan abstraksi yang
terbentuk oleh generalisasi ddari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakn
abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya
dapat diamati atau diukur melalui konstruksi atau yang lebih dikenal dengan
nama variable. Jadi variable adlah symbol atau lambing yang menunjukan nilai
atau bilangan dari konsep.
Contoh
:
Sehat adalah konsep, istilah ini
mengungkap sejumlah observasi tentang hal-hal atau gejala-gejala yang
mencerminkan kerangka keragaman kondisi seseorang. Untuk mengetahui apakah
seseorang itu sehat atau tidak maka pengukuran konsep sehat tersebut harus
melalui kontruksi atau variable-variabel, misalnya : tekanan darah, denyut
nadi, Hb drarah, dan sebaginya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb drarah, dan
sebaginya ini adalah variable-variabel yang akan digunakan untuk mengobservasi
atau mengukur apakah seseorang itu sehat atau sakit.
2. Tahap
penyusunan kerangka konseptual
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya
adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur
melalui penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat
kerangka konseptual ini adalah :
a. Seleksi
dan definisi konsep
b. Mengembangkan
pernyataan hubungan.
c. Mengembangkan
konsep dalam gambar/kerangka, meliputi :
1) Disesuaikan
dengan pernyataan masalah.
2) Arah
kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan
konsep dalam gambar/kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak
dengan menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat panah untuk bagian
yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada pengaruh.
3) Identifikasi
dan analisa teori yang diaplikasikan.
Contoh :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
: Sebab akibat
: Perbandingan
B.
Kerangka
Teori
Kerangka teoritis adalah suatu model
yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor‐faktor
penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Arti teori adalah
sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan untuk
menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi.
Penyusunan teori merupakan tujuan utama
dari ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena yang diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan
proposisi. Secara defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris karena
tuijuan utamanya adalah menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas.
Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si
peneliti dalam upaya menjelaskan fenomena yang diteliti.
Proposisi adalah pernyataan yang
berkaitan dengan hubungan antara konsep‐konsep
yang ada dan pernyataan dari hubungan universal antara kejadian‐kejadian
yang memiliki karakteristik tertentu. Pembentukan teori adalah sebuah
peningkatan abstraksi.
Mark membedakan adanya tiga macam teori.
Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian
dapat dibedakan antara lain:
- Teori yang deduktif: memberi keterangan yang di mulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
- Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
- Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah
disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut:
- Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif.
- Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif).
- Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoretis.
Kerangka teoritis adalah pondasi utama
dimana sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan
hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan
dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui wawancara,
observasi, dan survei literature. Hubungan antar survei literature dan kerangka
teoritis adalah survei literature meletakkan pondasi yang kuat untuk membangun
kerangka teoritis. Ada lima hal yang harus dipenuhi dalam membangun kerangka
teoritis:
- Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan disebutkan dalam diskusi.
- Diskusi haruslah dapat mewujudkan bagaimana dua atau lebih variabel itu berhubungan satu sama lain.
- Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara teori berdasarkan atas penelitian sbelumnya, maka harus ada indikasi pada diskusi apakah hubungan tadi bersifat positip atau negativ
- Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan mengharapkan hubungan tersebut terus bertahan.
- Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus dapat diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah dan memahami bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis.
Dalam landasan teori perlu dikemukakan
kerangka teori dan kerangka berpikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan
hipotesis dan instrumen penelitian. Kerangka teori dalam suatu penelitian
merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan hanya sekedar pendapat
pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan variabel yang diteliti. Kerangka teori paling tidak berisi tentang
penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan
uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang
lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap hubungan antarvariabel yang akan
diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Langkah-langkah menyusun kerangka
teori adalah sebagai berikut :
- Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
- Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
- Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, tekhnik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan sarana yang diberikan).
- Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, dibandingkan anatara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
- Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang di baca.
- Deskripsikan teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
Hasil kajian pustaka adalah dukungan teori (apa yang
dikenal dengan “kerangka teori” dan “kerangka berpikir”. Kerangka teori adalah
bagian dari penelitian, tempat bagi peneliti memberikan penjelasan tentang
hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah
yang ada dalam penelitiannya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan
peneliti dalam membuat kerangka teori pada judul di atas adalah:
- Menjelaskan tentang pengalaman guru yang dimaksud dalam penelitian ini, apakah pengalaman yang ditunjukkan oleh hanya banyaknya tahun yang telah dilalui selama mereka bekerja sebagai guru, ataukah juga pengalaman dalam memegang mata pelajaran atau kelas tertentu.
- Menjelaskan batasan tentang “kualitas pengelolaan kelas” yang harus ditegaskan dengan jelas yaitu pengelolaan kelas secara umum, bukan pengelolaan kelas untuk pengajaran sesuatu bidang studi.
- Menjelaskan tentang teori hubungan antara pengalaman mengajar guru dengan kualitas pengelolaan kelas, meliputi: faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan kelas, bagaimana peranan guru dalam meningkatkan kualitas pengelolaan kelas, faktor-faktor apa saja dalam diri guru yang diperkirakan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pengelolaan kelas.
Agar bagian kerangka teori dapat baik
sesuai dengan ketentuan, (calon) peneliti dapat menggunakan pedoman sebagai
berikut:
- yang ada dalam permasalahan penelitiannya. Yang dimaksud dengan “lengkap” adalah bahwa semua konsep yang tercakup dalam permasalahan atau judul penelitian diberi dukungan teori.
- Kerangka teori bukan hanya langsung memberikan penjelasan tentang variabel yang dimaksud, tetapi mulai dari beberapa penjelasan umum kemudian mengarah pada alternatif yang dimaksudkan
- Kerangka teori tidak selalu hanya dicari dari sumber yang menyangkut bidang yang diterangkan tetapi dapat diambil dari bidang-bidang lain yang relevan.
- Hendaknya diusahakan agar sumber kajian pustaka bukan hanya yang berbahasa Indonesia saja tetapi juga buku-buku yang berbahasa asing, agar informasi yang didapat adalah yang “up to date”.
- Hendaknya diusahakan agar terdapat imbangan yang serasi antara jumlah kutipan yang bersifat teori dengan kutipan yang bersifat analitis.
C.
Definisi
Operasional
Definisi operasional mendefinisikan
variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika
melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan
parameter yang jelas (A. Aziz Alimul H. 2007)
Variable-variabel penelitian sebenarnya
merupakan kumpulan konsep mengenai fenomena yang diteliti. Pada umumnya, karena
merumuskan variable itu masih bersifat konseptual, maka maknanya masih sangat abstrak
walaupun mungkin secara intuitif sudah daapat dipahami maksudnya. Dalam
pelaksanaan penelitian, batasan atau definisi suatu variable tidak dapat
dibiarkan ambiguous, yakni memiliki
makna ganda, atau tidak menunjukkan indicator yang jelas. Hal itu disebabkan
data mengenai variable yang bersangkutan akan diambil lewat suatu prosedur
pengukuran sedangkan pengukuran yang valid hanya dapat dilakukan terhadap
atribut yang sudah didefinisikan secara tegas dan operasional. Variable yang
masih berupa konsep teoritis, belum dapat diukur. (Dr. Saifudin Anwar. 2010)
Bayangkan suatu konsep yang sudah sangat
kita kenal, misalkan “miskin”. Setiap orang boleh dikatakan mengetahui dengan baik apa yang dimaksudkan
dengan keadaan miskin dalam komunikasi sehari-hari. Seseorang yang mengatakan
bahwa si A adalah miskin langsung dapat kita pahami maksudnya, begitu pula
orang yang mengatakan bahwa si B tidak miskin. Masalahnya jadi lain apbila
kemudian konsep “miskin” tersebut kita bawa kedalam penelitian ilmiah. Sewaktu kita
akan meletakkan seseorang, kedalam kategori miskin tentu kita tidak dapat
mengikuti saja pengakuannya atau perkiraan kita saja. Kita tidak dapat
mengatakan seseorang itu miskin hanya karena melihat ia berpakain murah, karena
pakaian murah dapat saja menjadi indicator kesederhanaan. Kita juga tidak dapat
mengatakan bahwa seseorang itu miskin dengan mengetahui bahwa ia hanya membeli
makanan yang murah karena membeli makan yang murah mungkin saja tanda bahwa ia
seorang yang hemat tau seorang yang kikir. Kalaupun kita mengetahui berapa
banyak harta yang dimiliki oleh seseorang maka konsep miskin (dan lawannya,
yaitu tidak miskin) tidak langsung dapat diterapkan pada kondisi orang
tersebut. Mengapa ? Karena miskin itu relative dan tergantung pada norma dan
kriteria mana yng digunakan.
Penelitian ilmiah tentu tidak dapat
didasarkan pada konsep yang bermakna ganda, yang terbuka pada penafsiran
subyektif setiap orang. Sifat ilmiah menuntut pengertian objektif yang paling
tidak harus merupakan kesepakatan bersama mengenai makna sesuatu.
Pada saat itulah kita memerlukan suatu
definisi yang memiliki arti tunggal dan diterima secara obyektif bilaman
indicator variable yang bersangkutan tersebut tampak, yang dinamakn definisi operasioanal. Definisi
operasional adalah suatu definisi mengenai variable yang dirumuskan berdasarkan
karakteristik-karakteristik variable tersebut yang dapat diamati. Proses
pengubahan definisi konseptual yang lebih menekankan kriteria hipotetik menjadi
definisi operasional disebut dengan operasionalisasi variable penelitian.
Banyak cara untuk merumuskan definisi
operasional :
1. Definisi
operasional dapat dirumuskan berdasarkan
proses apa yang harus dilakukan agar variable yang didefinisikan itu terjadi.
Sebagai contoh, variabel “Kecemasan” dapat dioperasionalkan sebagai suatu
keadaan akibat subjek dihadapkan pada ancaman keselamatan.
Karen terbentuknya definisi
operasional tergantung pada manipulasi atau proses yang menyebabkan timbulnya
variable yang bersangkutan maka cara definisi tipe ini sangat cocok untuk
mengoperasionalkan variable bebas.
2. Definisi
operasional dibuat berdasarkan bagaimana
cara kerja variable yang bersangkutan, yaitu apa yang terjadi sifat
dinamiknya. Sebagai contoh, konsep mengenai orang yang “cerdas”
dioperassionalkan sebgai orang yang “berhasil menjawab lebih dari 75% soal pada
suatu tes kemampuan umum”.
Dikarenakan cara pendefinisian
variable didasarkan pada sifat dinamis yang ada pada subjeknya, maka cara
operasionalisasi seperti ini sangat cocok untuk mendefinisikan variable
tergantung.
3. Definisi
operasional dibuat berdasarkan kriteria
pengukuran yang diterapkan pada variable yang didefinikan. Dalam hal ini
angka atau skor pada alat ukur dianggap representasi dari konsep mengenai
variable yang diukur. Sebagai contoh, variable “Kecerdasan” yang secara konseptual
memiliki banyak sekali definisi dapat dioperasionalkan sebagai IQ pada skala
WAIS, atau dioperasionalkan sebagai angka yang diperoleh pada tes SPM.
D.
Jenis-jenis
Variabel Penelitian
Istilah “variable” merupakan istilah
yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian, F.N. Kerlinger
menyebut variable sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep
jenis kelamin, insaf dalam konsep keasadaran.
Sutrisno Hadi mendefinisikan variable
sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karenajenis kelamin
mempunyai variasi : laki-laki – perempuan , berat badan, karena ada berat 40
kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variable adalah objek
penelitian yang bervariasi.
Identifikasi variable merupakan bagian
penelitian dengan cara menentukan variable-variabel yang ada dalam penelitian
seperti variable independen, dependen, moderator, control dan intervening.
Jenis variable penelitian keperawatan yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Variable
Independen (Variabel Bebas)
Variable independen ini merupakan
variable yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen
(terikat). Variable ini juga dikenal dengan nama variable bebas artinya bebas
dalam memengaruhi variable, variable ini punya nama lain seperti variable
predictor, risiko, atau kausal.
2. Variable
Dependen
Variable dependen ini merupakan
variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variable bebas. Variable
ini tergantung dari variable bebas terhadap perubahan.
3. Variable
Moderator
Variable moderator ini merupakan
variable yang memperkuat atau memperlemah hubungan variable independen dan
depeden yang memengaruhi kedua vaiabel tersebut.
4. Variable
Kontrol
Variabel control ini merupakan
variable yang dibuat konstan sehingga tidak akan memengaruhi variable utama
yang diteliti. Variable control ini ditentukan oleh peneliti sehingga dapat
melakukan penelitian perbandingan antara kelompok perlakuan dan kelompok
control dalam penelitian.
5. Variable
Intervening
Variable intervening ini merupakan
variable yang memperkuat atau memperlemah variable dependen dan independen
tetapi tidak dapat diukur.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Dr. Saifuddin MA.
2010. Metode Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Hidayat,
A. Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan
dan Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Syaodih, Nana.
2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar